Senin, 13 Juni 2011

AIESEC Meriahkan Culinary Food Festival

Melalui Project Based On Exchange (PBoX) Tourism Programme, Association Internationale des Etudiants en Sciences Economiques et Commerciales (AIESEC) turut memeriahkanCulinary food Festival yang diselenggarakan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Malang. Dipusatkan di Pelataran Malang Olympic Garden (MOG), Selasa (7/6), kegiatan ini dibuka oleh Ketua Tim Penggerak Pemberdayaana dan Kesejahteraan Keluarga (TP-PKK), Dra. Hj. Heri Pudji Utami, M.AP. Beberapa hotel dan restoran ternama di Kota Malang turut memeriahkan acara ini dsamping masyarakat umum. AIESEC sendiri memiliki lima stan yang diisi mahasiswa peserta interns dari beberapaGiselle Najera Guzman dari Meksiko
Giselle Najera Guzman dari Meksiko
negara yaitu Amerika Serikat, Meksiko, Singapura, Korea Selatan, dan Belanda.

Dalam kesempatan tersebut mereka memamerkan makanan tradisional masing-masing negara. Di stan Meksiko misalnya, terdapat makanan tradisional seperti quesadillas, mole, guacamole, frijolej (beans), pay de limon frio serta chile chipotle. Aneka makanan tradisional ini disiapkan sendiri oleh mahasiswa program International Relations pada Universidad de las Americas Puebla (UDLAP), Ghiselle Najera Guzman. Kepada PRASETYA Online, Giselle mengaku kesulitan mendapatkan bahan masakannya di sini sehingga harus didatangkan langsung dari Meksiko.

Linda Lai dari Amerika SerikatKesulitan bahan masakan ini rupanya tidak dialami oleh Linda Lai, mahasiswa program History/Ethnicity, Race and Migrationpada Yale University Amerika Serikat. Di stannya, Linda menyajikan makaroni keju yang juga hasil olahannya sendiri. "Pembuatan makanan ini sangat mudah, saya hanya perlu waktu satu jam untuk mengolahnya. Bahannya pun bisa
Linda Lai dari Amerika Serikat
ditemukan di sini", kata dia. Linda yang tinggal di Amerika sejak 11 tahun silam telah hapal betul karakteristik makanan Negeri Paman Sam ini. "Orang Amerika sangat menyukai makanan praktis, cepat saji dan berkeju", kata Linda yang berkewarganegaraan China ini. Hal inilah menurutnya yang membedakan dengan makanan negara asalnya, China, yang perlu waktu lama untuk memasaknya. Selama kunjungannya di Indonesia, puteri seorang konsultan bisnis ini mengamati makanan Indonesia yang menurutnya sangat berbumbu. Kepada PRASETYA Online, Linda menuturkan, sebagai makanan pokok nasi selalu dikombinaskan dengan sayur dan lauk pauk yang sangat berbumbu. "Ini kombinasi yang sempurna, nasi yang hambar dipadu dengan sayur dan lauk pauk yang berbumbu", kata Linda yang mengaku gemar mencicipi makanan dari berbagai negara.
Minjung Park (kiri) dan Jieun Won (kanan) dari Korea SelatanMakanan yang dicampur antara nasi, sayur dan lauk pauk rupanya merupakan hal baru bagi dua peserta asal Korea, Minjung Park dan Jieun Won. "Di Korea, nasi, sayur dan lauk pauk selalu dipisah", kata Minjung Park yang dalam kesempatan tersebut memakai busana khas Korea, Han Bok. Sama dengan Indonesia, mahasiswa program International Relations pada Korea University ini menerangkan, makanan Korea sangat berbumbu. Seperti dalam kesempatan tersebut, mereka memperkenalkan beberapa makanan
Minjung Park (kiri) dan Jieun Won (kanan) dari Korea Selatan
tradisional yakni Cucumber Soup, ddeok-bok-ki dan Gang Jung. Ddeok-bok-ki misalnya, sejenis kue moci yang banyak dikenal di Indonesia, terbuat dari tepung beras yang dimasak menggunakan bumbu gochujang yang pedas dan manis. Pada kunjungannya di Indonesia, kedua mahasiswi Korea ini sempat mencicipi nasi goreng, mie goreng, gado-gado danseafood. "Orang Indonesia lebih menyukai makanan berbumbu dan manis", mereka menilai.

Selain berbumbu, makanan Indonesia juga dikenal dengan keragamannya. "Keragaman makanan juga dapat dijumpai di Singapura", ujar mahasiswa National University of Singapore, Gao Yi Lei. Di negeri Singa tersebut, menurutnya makanan dari berbagai negara seperti Indonesia, China, India, Malaysia dan Jepang gampang ditemui di Food Court. "Singapura tidak mengenal makanan tradisional", kata dia. Makanan Indonesia seperti nasi lamak, rujak, masakan padang menurutnya mudah ditemukan di sana. Di stannya, Gao Yi Lei menyajikan mie goreng berbumbu Malaysia dan pie apple tart. Selain makanan, ia juga memamerkan souvenir seperti gantungan kunci, magnet, dan mata uang Singapura.


Peserta lainnya asal Belanda, Charlotte Hamar de la Brethoniere, dalam ajang tersebut menampilkan beberapa makanan tradisional Belanda seperti Dutch Cheese, stroopwafels, pan cakes, drop (permen tradisional Belanda) dan coklat. "Hampir semuanya saya buat sendiri. BahannyaGao Yi Lei dari Singapura
Gao Yi Lei dari Singapura
mudah ditemukan di sini", kata Charlotte yang berdarah Indonesia dari Sang Ayah. Bahkan, mahasiswa programEuropean Studies pada Univesity of Amsterdam ini mengaku, saat membuat stroopwafel, ia bisa mengganti sirup Belanda yang harus didatangkan dari negeri Kincir Angin ini dengan gula Jawa yang memiliki kemiripan.
Selain memeriahkan Culinary Food Festival, mengangkat tema "Malang Van Java", PBox Tourism AIESEC 2011 juga menyelenggarakan beberapa kegiatan seperti kampanye lingkungan, konservasi pantai Bajul Mati Malang Selatan, dan pertukaran budaya. Seluruh agenda tersebut dilangsungkan selama dua bulan, Mei-Juli.

Pada tahun ini, dua Sekolah yakni SDK Cor Jesu Malang dan TK Global menjadi pusat kegiatan kampanye lingkungan. "Anak-anak relative lebih mudah dibentuk", kata Titis, salah seorang panitia. Selain itu, kepada para siswa juga diajarkan Bahasa Inggris terutama yang spesifik masalah lingkungan, cara daur ulang dan pemisahan sampah.
Pada konservasi Bajul Mati, AIESEC menggandeng sebuah lembaga di FPIK bernama "Senyum dan Harapan". Aktivitas seperti bersih-bersih pantai dan pendidikan masyarakat pantai diselenggarakan setiap dua minggu sekali sejak awal Mei silam. "Melalui pertukaran budaya, para interns juga diberi kesempatan belajar membatik, tari tradisional dan bahasa Indonesia"kata mahasiswa Manajemen kelas Internasonal ini. [nok]

0 comment:

Posting Komentar

Don't be a silent reader, please :)
Leave your comment in here, Guys!
I need your comments and suggestions for this blog and the articles :)